Makassar – Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Cabang Sulawesi Selatan (Sulsel) baru saja menggelar Forum Pertemuan Ilmiah Tahunan ke-IV, pada 3-5 November 2022, di Kota Makassar.
Forum yang mengangkat tema ‘Optimalisasi Peran Dokter Umum pada Pelayanan Kesehatan di Era Society 5.0’ ini dihadiri oleh narasumber, seperti Ketua Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (PP IKA Unhas), Andi Amran Sulaiman, dan Ketua Umum Emergency Medical Team (EMT) IDI, dr. Lucky Tjahyono.
Turut hadir pula perwakilan Pemerintah Provinsi Sulsel, Polda Sulsel, Kodam XIV/Hasanuddin, serta beberapa tamu undangan lainnya.
Materi yang dibawakan oleh Dr.dr.Lucky Tjahjono,M.Kes “peran Dokter dalam mempersiapkan Fasilitas Kesehatan Perifer Tangguh Bencana,tentunya antusias peserta sangat baik dimana sulsel masuk daerah yang sering mengalami bencana alam.
Wakil Ketua PDUI Sulsel, dr. Andi Sulfian Syam menyampaikan, bahwa seperti sebelumnya, forum tersebut diselenggarakan untuk mengupdate kembali informasi dan keilmuan dokter umum, khususnya yang berada di wilayah Indonesia Timur, terutama dalam konteks transformasi layanan kesehatan di era digitalisasi saat ini.
“Kami juga memanfaatkan ajang ini untuk bersilaturahmi setelah dua tahun terakhir bergelut dengan pandemi Covid-19, serta mengkonsolidasikan tekad bersama dalam meberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” terangnya kepada japiknews.com Rabu (9/11/2022).
dr. Sulfian mengatakan, bahwa selama ini dokter umum telah mendharma baktikan diri mereka untuk menjaga kesehatan masyarakat, tak terkecuali di desa-desa terpencil.
“Dan peran dokter umum akan semakin vital lagi pada era digital saat ini, karena mereka dituntut untuk tidak hanya melayani masyarakat secara offline, tapi juga online. Kita tahu, teknologi semakin canggih, sudah banyak layanan kesehatan yang bisa dijalankan secara virtual, termasuk rekam medik,” jelas dr. Sulfian.
Meski demikian, ia menyebut, tidak semua wilayah memiliki akses internet yang memadai. Di desa-desa terpencil, di wilayah Indonesia Timur, masih banyak dokter umum yang belum dapat menyesuaikan akses layanan kesehatan digital.
Di samping itu, yang tidak kalah pentingnya, dr. Sulfian mengharapkan Kementerian Kesehatan dapat lebih memperhatikan kesejahteraan dokter umum.
Ia menyatakan, bahwa dokter umum harus mendapat kesejahteraan lebih sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan perjuangannya yang luar biasa di lapangan.
“Kita berharap ada insentif khusus untuk dokter umum yang bertugas di daerah-daerah terpencil, selain insentif yang sudah diberikan oleh Pemerintah Daerah. Jadi teman-teman ini saya kira tidak bisa disamakan dengan yang lain, perlu ada pengkhususan,”dimana teman dokter harus menghadapi musibah dan Bencana Alam di daerah yang rawan bencana di indonesia tuturnya.
“Dengan adanya insentif khusus itu, saya yakin rekan-rekan dokter umum di wilayah terpencil akan semakin termotivasi untuk mengisi puskesmas maupun puskesmas pembantu di wilayah terpencil, tanpa harus berpikir pergi ke kota-kota besar untuk mencari kesejahteraan,” sambung dr. Sulfian.
